200 MW PLTD Dapat Disubstitusi dengan PLTP Skala Kecil
Berdasarkan hasil studi oleh Kementerian Ristek bersama-sama dengan BPPT, terdapat lebih dari 200 MW PLTD di NTB, NTT, Maluku dan Maluku Utara yang dapat disubstitusi dengan PLTP skala kecil, dengan potensi penghematan BBM sebesar sekitar 200.000 KL per tahun yang setara dengan Rp. 1 trilyun lebih per tahun. (Subsidi listrik oleh Pemerintah pada tahun 2009 : Rp. 51,9 trilyun).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menetapkan di dalam road-map (action plan) bahwa target pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sampai dengan tahun 2025 adalah sebesar 9.000 MW, dengan tahapan 2.000 MWe (Tahun 2008), 3.442 MWe (Tahun 2012), 4.600 MWe (Tahun 2016), dan 9.500 MWe (Tahun 2025). Namun, sampai saat ini baru 1.189 MW (4,3%) yang telah dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik, maka tanpa adanya percepatan pengembangan, target diatas akan sangat sulit untuk dicapai.
Untuk mencapai besaran target pemanfaatan panas bumi tersebut, pemerintah membagi dalam dua skala pemanfaatan, pertama pengembangan potensi skala yang besar (enthalpy tinggi) melalui PLTP skala besar dan kedua pemanfaatan potensi panas bumi skala kecil (enthalpy rendah-menengah) dengan model pembangkit seperti yang sedang dikerjakan Tim Panas Bumi BPPT.
Teknologi siap pakai dan proven untuk PLTP skala kecil saat ini belum tersedia karena itu inovasi teknologi yang dikembangkan BPPT dapat menjadi solusi pemanfaatan potensi panas bumi skala kecil khususnya sebagai energi pembangkit listrik sekaligus sangat berpotensi sebagai pembangkit pioneer atau pembangkit utilitas pada pengembangan lapangan panas bumi ataupun selama masa konstruksi. Proyek PLTP binary cycle telah dimulai sejak akhir 90an bekerjasama dengan Prancis di Lahendong, Sulawesi Utara, namun pada saat itu seluruh peralatan dan teknologinya masih impor, berbeda dengan saat ini yang seluruhnya komponennya merupakan produk dalam negeri. Binary cycle saat ini masalah dalam skala pilot project dengan kapasitas kecil, rencana kedepannya BPPT akan meningkatkan besaran kapasitas pembangkit hingga mencapai 1 MW secara bertahap, ujar Direktur Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi BPPT, Arya Rezavidi. (SF)
sumber: Kementerian ESDM
http://dunia-listrik.blogspot.com/2010/03/200-mw-pltd-dapat-disubstitusi-dengan.html
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menetapkan di dalam road-map (action plan) bahwa target pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sampai dengan tahun 2025 adalah sebesar 9.000 MW, dengan tahapan 2.000 MWe (Tahun 2008), 3.442 MWe (Tahun 2012), 4.600 MWe (Tahun 2016), dan 9.500 MWe (Tahun 2025). Namun, sampai saat ini baru 1.189 MW (4,3%) yang telah dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik, maka tanpa adanya percepatan pengembangan, target diatas akan sangat sulit untuk dicapai.
Untuk mencapai besaran target pemanfaatan panas bumi tersebut, pemerintah membagi dalam dua skala pemanfaatan, pertama pengembangan potensi skala yang besar (enthalpy tinggi) melalui PLTP skala besar dan kedua pemanfaatan potensi panas bumi skala kecil (enthalpy rendah-menengah) dengan model pembangkit seperti yang sedang dikerjakan Tim Panas Bumi BPPT.
Teknologi siap pakai dan proven untuk PLTP skala kecil saat ini belum tersedia karena itu inovasi teknologi yang dikembangkan BPPT dapat menjadi solusi pemanfaatan potensi panas bumi skala kecil khususnya sebagai energi pembangkit listrik sekaligus sangat berpotensi sebagai pembangkit pioneer atau pembangkit utilitas pada pengembangan lapangan panas bumi ataupun selama masa konstruksi. Proyek PLTP binary cycle telah dimulai sejak akhir 90an bekerjasama dengan Prancis di Lahendong, Sulawesi Utara, namun pada saat itu seluruh peralatan dan teknologinya masih impor, berbeda dengan saat ini yang seluruhnya komponennya merupakan produk dalam negeri. Binary cycle saat ini masalah dalam skala pilot project dengan kapasitas kecil, rencana kedepannya BPPT akan meningkatkan besaran kapasitas pembangkit hingga mencapai 1 MW secara bertahap, ujar Direktur Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi BPPT, Arya Rezavidi. (SF)
sumber: Kementerian ESDM
http://dunia-listrik.blogspot.com/2010/03/200-mw-pltd-dapat-disubstitusi-dengan.html
0 komentar:
Posting Komentar